Sabtu, 22 Juni 2013

we still proper to be the first! :)

assalaam... selamat malam... malam ini saya mencoba untuk mengupas isi pemikiran-pemikiran saya yang saling berkaitan yang kemudian terjewantahkan dalam suatu penalaran logika sehat atas kondisi FK UNPAD saat ini dari sudut pandang saya, mohon dipertimbangkan kembali jika ada ketidaksamaan pemikiran :)

saya akan membahas mengenai tingkat kemampuan absolut mahasiswa FK UNPAD dari sisi penalaran dan akademik. seminggu yang lalu, Alhamdulillah Allah menitipkan 1 prestasi lagi kepada lembaga eksekutif kami di bidang penalaran, yaitu juara umum Padjadjaran Berprestasi Summit. officially, saya telah mendapatkan undangan untuk menerima bucket bunga dan penghargaan juara umum, namun hati dan keyakinan ini tergoyahkan disaat keesokannya, lomba yang memiliki pamor tinggi seperti PKM penelitian, gagasan tertulis, dan kewirausahaan, tidak satu pun dapat disabet rekan-rekan kami. Kemudian saya bertanya, benarkah hari ini FK UNPAD yang menjadi juara umum?

setelah lama menunggu, ternyata hal tersebut benar. kami berhasil memenangkan lomba di cabang lain, yaitu fotografi 1 dan 3, essai 2 dan 3, serta sains dan teknologi 1. Tentunya, siapa yang tidak senang dan bersyukur mendapatkan apresiasi ini, namun saya mendapatkan "ibroh" lebih dari fenomena ini. Mungkin fakultas lain akan melihat dan bertanya-tanya. Mengapa FK yang menang? Karena FK saat itu tidak memenangkan cabang lomba yang tinggi "prestige" nya dan awam lebih fokus dan melihat cabang tersebut. Justru saya berfikir kebalikan, ini membuktikan hal yang sangat besar.

Sudah sekitar 3 tahun belakangan, prestasi FK UNPAD di bidang penalaran merosot tajam. Hampir seluruh event yang tahun sebelumnya kami naik podium disana, di 3 tahun belakang ini kami hanya menjadi penonton di barisan belakang (hampir, bukan berarti tidak ada). Namun sadarilah kawan, bahwasannya secara intelektual dan kemampuan absolut kami tetap terdepan (bukan bermaksud ujub). Yang hilang disini adalah pelatihan dan budaya penurunan nilai. Inilah yang saya simpulkan saat menerima ukiran bertuliskan juara umum. Kami menyabet lomba-lomba esensial (bukan turunan atas modifikasi tertentu), sadarilah bahwa yang dibutuhkan dalam fotografi ialah bakat dan nilai estetika dan device yang mereka pakai semua seragam, yaitu kamera, lain cerita saat yang dilombakan ialah fotografi jurnalistik, bidang ini merupakan bidang turunan, sudah dimodifikasi, ada tambahan ilmu atau text-book technique didalamnya. Begitu pula dengan esai ilmiah, yang dibutuhkan ialah kemampuan pengkritisan masalah, kemampuan mengeluarkan solusi, serta kepandaian merangkai ide-ide tersebut, saya kira tidak butuh seorang pembimbing, beda halnya dengan PKM yang memiliki acuan-acuan tertentu, patokan-patokan yang harus dipenuhi, ilmu statistika, ilmu research seperti critical  appraisal dalam memilih jurnal acuan. Sudah terpampang jelaskah kawan? Saya kira anda dapat menemukan yang lain jika jeli.

Namun, hal tersebut tidaklah cukup. Tulisan ini saya buat untuk mengingatkan bukan tidak mungkin dan juga sepertinya bukan sulit untuk mengembalikan pamor FK sebagai fakultas yang memang terbaik. kemudian, yang perlu dimodifikasi ialah kemauan warganya untuk bergerak menoreh prestasi, serta fasilitas pembinaan yang memadai dan tentu sejumput jam pasir untuk memberikan waktu luang di luar akademik dalam mengasah keterampilan yang lebih detail lagi, yang lebih terspesialisasi lagi, yang lebih spesifik lagi. Namun sepertinya cukup butuh usaha kuat untuk ini karena ayah ibu kami di "sana" pun sepertinya men-sekuler-kan akademik dan kegiatan kemahasiswaan serta tidak jarang keduanya memiliki pemahaman yang berbeda padahal kedua bidang tersebut telah disatukan dalam satu bidang.

mungkin ada yang memiliki solusi jalan arteri lain? :)

Tidak ada komentar: