Bila membicarakan
pandangan Indonesia dimata saya sebagai pemuda, sepertinya sulit untuk diramu
hanya menjadi satu esai. Saya mungkin jika membicarakan pandangan terhadap
Indonesia dimata saya sekarang ialah masalah-masalah yang tengah dihadapinya.
Banyak aspek yang bisa ditilik mulai dari politik, ekonomi, pertahanan,
pendidikan, kemiskinan dan kesehatan yang tak kunjung selesai. Terlihat seperti
permasalahan yang kompleks, namun saya melihat permasalah utama terletak pada
sistem pemerintahannya. Setiap harinya tak pernah kunjung habis berita tentang
masyarakat yang protes akan kebijakan-kebijakan pemerintah atau bahkan kinerja
pemerintah yang dinilai tidak sungguh-sungguh.
Dimana seharusnya pemimpin-pemimpin yang ada di pemerintahan dapat
meregulasi pejabat-pejabat yang “malas” ini. jarang sekali terlihat pemimpin
yang berani dan dapat meluruskan kinerja-kinerja mereka dalam tatanan
pemerintahan. Ini menjadi masalah yang sangat serius karena akan berakibat sistemik
pada suatu Negara. Kita butuh jiwa-jiwa pemimpin yang dapat membenahi tatanan
pemerintahan kita yang porak-poranda.
Terlihat seperti
terjadi krisis kepemimpinan dimana-mana, mulai dari tataran Pemerintahan Negara
hingga Kelurahan sekalipun. Hal ini kontradiktif dengan kenyataan yang ada
bahwa banyak sekali setiap periodenya yang mencalon diri di posisi-posisi
pemerintahan dan posisi ketua-ketua sebuah lembaga, namun yang terlihat adalah
seakan terlihat terlalu memaksa dengan keadaan mereka yang ingin mencalonkan
diri. Mungkin selama ini yang terjadi dengan pemimpin-pemimpin Negara kita
bukanlah terpilih karena mereka memang memenuhi kriteria seorang pemimpin,
melainkan hanya karena merekalah orang yang mendekati nilai-nilai standar
tersebut. Yang lebih parahnya adalah ketika masyarakat tidak dapat melihat
potensi kepemimpinan seorang calon disamping memang kebanyakan berpendidikan
rendah, justru pada calon pemimpin ini memanfaatkan peluang dengan melakukan
“serangan fajar” di hari pemilihan, apakah ini mencerminkan suatu gambaran
pemimpin yang diharapkan dalam perubahan masyarakat?
Mungkin kita
dapat melihat, masa-masa kepemimpinan beberapa Kepala Negara yang hanya
bertahan sebentar bahkan sebelum masa kepemimpinan mereka habis. Mungkin
dikarekan kurangnya jiwa kepemimpinan mereka, karena kita menyadari bahwa di
butuhkan seorang pemimpin-pemimpin yang besar dijajaran pemerintahan Indonesia.
Indonesia merupakan Negara yang cukup luas dan berpopulasi banyak hingga masuk
deretan teratas dalam jumlah kependudukan se-dunia, ditambah lagi kultur yang
beraneka ragam di setiap suku dana daerah di Indonesia, sehingga dibutuhkan
pemimpin-pemimpin besar yang dapat mengendalikan perahu layar kita sampai
hingga tujuan.
Suatu yang
menjadi hal dilematis adalah banyaknya partai politik yang justru dengan
jumlahnya tersebut tidak memerikan kontribusi dalam pencetakan
pemimpin-pemimpin baru yang kompeten. Mereka hanya focus pada kekuasaan di
pemerintahan, dan mencari berbagai trik mendapatkan massa pada pesta tahunan
rakyat. Posisi-posisi rawan seperti ini, justru untuk mendapatkannya menjadi
semakin mudah, banyak sekali orang berbondong-bondong mencalonkan diri ke suatu
organisasi politik dengan persanyaratan yang tidak begitu sulit, sehingga kita
dapat melihat betapa banyaknya deretan nama calon di selembar kertas A3 dan
betapa pusingnya kita untuk memilih mana calon yang benar-benar dapat membawa
bangsa ini dalam perbaikan.
Maka dari itu,
hal yang penting untuk dibenahi adalah bagaimana proses pembentukan
pemimpin-pemimpin baru yang benar-benar berkualitas dan mampu mengatasi ombak
di perjalanan samudra. Dimana pemimpin-pemimpin baru ini dibentuk dari
pemuda-pemuda bangsa. Apakah para pemuda harus menunggu menjadi pemimpin untuk
merubah keadaan ini? dalam proses pembentukan pemuda-pemuda ini, mereka tetap
diharapkan berkontribusi dalam perubahan, karena pemuda menjadi control social
terhadap regulasi pemerintah. Pemuda dapat mengevaluasi suatu regulasi
pemerintah karena mereka dapat merasakan
secara langsung damapak regulasi di lapangan, selain itu pemuda memiliki
pemikiran yang lebih kritis dalam memandang suatu permasalahan dan juga pemuda
memiliki semangat yang tinggi, bahkan seorang bung karno pun memuji potensi
yang dimiliki seorang pemuda “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut
semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Dengan paparan kehidupan social di atas merupakan suatu bentuk penanaman nilai
kepemimpinan pada pemuda, bagaimana mereka menyuarakan pendapat mereka dan memperjuangkaan
keadilan-keadilan rakyat.
Pemuda yang
diharapkan sekarang bukanlah lulusan sarjana yang mendapat predikat akademik
terbaik seantero Kampus yang nantinya memimpin Negara, karena seorang yang
intelek sekali pun belum tentu dapat memimpin dan memiliki jiwa pemimpin,
karena pada dasarnya hak tersebut harus dibentuk secara terencana dan terarah,
namun yang diharapkan adalah bagaimana pemuda itu lulus sebagai cahaya penerang
yang siap memimpin dengan segala kemauannya untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, namun seorang pemimpin juga
dituntun setidaknya untuk intelek.
Lalu, bagaimana
kita sebagai pemuda? Seharusnya adalah kita mempersiapkan diri kita untuk
melakukan perubahan yang lebih baik pada negri kita kedepannya, dengan terus
mengembangkan diri dan mengembangkan orang lain sehingga terjadi rantai
kaderisasi kepemimpinan yang tak terputus. Selain itu, kita harus tetap
mengembangkan diri secara akademik, karena kita harus berjuang pada arus
globlalisasi yang semakin kuat di era ini, sehingga menuntut untuk terus dapat
mengikuti perkembangan perubahan global agar Negara kita nantinya tidak
tergerus oleh zaman.