Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari
yang namanya perubahan. Setiap hari bahkan setiap detik, kehidupan seorang
manusia dapat berubah, bisa menuju hal yang lebih baik maupun buruk. Dan
perubahan ini tidak hany terjadi pada kehiddupan individual seorang manusia,
juga terjadi pada kehidupan social manusia seperti dalam masyarakat maupun
organisasi-organisasi. Seperti halnya perubahan, kepemimpinan pun tidak lepas
dari kehidupan manusia, karena kita tidak dapat menolak sifat manusia sebagai
makhluk social, yang membutuhkan satu sama lain dalam menjalankan kehidupannya.
Dua hal di atas yaitu kepemimpinan dan
perubahan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, dimana di satu sisi
perubahan merupakan suatu tolak ukur berjalannya suatu kepemimpinan. Sedangkan
disisi lain kepemimpinan dibutuhkan dalam perubahan yang terjadi di era
globalisasi sekarang, yang menuntut suatu kelompok atau bangsa untuk bersaing
terhadap pengaruh luar agar tidak tergerus zaman. Banyak orang yang berpendapat
bahwa “beda pemimpin beda perubahan”, karena tiap pemimpin pasti akan membawa
gaya kepemimpinan. Lantas, apakah gaya kepemimpinan itu harus selalu sama dari
satu pemimpin ke pemimpin yang lain?
Menurut hasil pemikiran saya, kepemimpinan itu
merupakan suatu seni dan ilmu dalam mempengaruhi atau mengajak orang lain untuk
mencapai tujuan dari suatu organisasi.
Dimana seni dan ilmu ini harus dimiliki seorang pemimpin dalam memimpin
anggotanya untuk mencapai perubahan yang diimpikan. Seni dan ilmu ini justru
didapatkan seorang dari pengalaman dan paparan social di sekitarnya yang dengan
sendirinya akan membentuk karakter pemimpin tersebut. Ambilah contoh Mantan
Presiden Megawati yang banyak belajar dari ayahnya dan lingkungan Istana
Negara. Berkaca dari hal tersebut, pembentukan karakter menjadi hal penting
untuk seorang pemimpin baik secara natural maupun terprogram dalam menghasilkan
gaya kepemimpinannya.
Kepemimpinan tersebut nantinya secara sinergis
akan menghasilkan suatu perubahan dalam komunitasnya sesuai dengan kualitas
kepemimpinannya. Sepertinya kita tidak bisa memungkiri kualitas kepemimpinan
mempengaruhi perubahan. Kualitas tersebut dapat kita lihat dari karakter dan
kapasitas intelektual. Orang yang sangat
cerdas, yang karakternya baik belum tentu bisa memimpin. Oleh karena itu, harus
belajar, dilatih, dididik, diberikan pengalaman agar juga bisa memimpin dengan
baik. Dalam hal intelektual, pemimpin juga dituntut untuk memiliki intelek yang
lumanyan empunya, seorang Jendral tentunya tidak akan mungkin dapat melumpuhkan
pertahan musuh jika tidak memiliki strategi perang yang baik dan kemampuan
memimpin anggotanya, begitu pula seorang pemimpin dalam keseharian, pemimpin
yang cerdas pasti akan membawa perubahan yang jauh berbeda dengan pemimpin yang
kurang cerdas dalam bidang yang ia pimpin.
Namun, dalam suatu kepemimpinan dibutuhkan pula
suatu kemampuan mengola perubahan, karena suatu perubahan harus disesuaikan
dengan tujuan utama dalam suuatu organisasi tersebut. Juga perubahan tersebut
dapat diterima oleh anggota, karena tujuan awal dari kemimpinan tersebut adalah
bagaimana mengajak anggota-anggota tersebut untuk bergerak bersama menuju Goals
dari organisasi mereka, sehingga dapat dijalankan bersama oleh anggota dan
pemimpinnya, karena sesungguhnya posisi pemimpin disini hanya sebagai pengerak
dan manager dari anggota organisasi tersebut, sehingga organisasi tersebut bisa
mencapai Goals mereka.
Dan yang terakhir, kembali lagi kepertanyaan di
awal-awal pemaparanan saya bahwa apakah gaya kepemimpinan itu harus selalu sama
dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain? Menjadi suatu kodrat bila setiap
orang memiliki sifat yang berbeda, begitu juga pemimpin. Kita tidak dapat
memaksakan seorang pemimpin harus memiliki gaya kepemimpinan yang sama senga
pemimpin-pemimpin terdahulu, namun yang harus di perhatikan adalah bagaimana
tujuan, visi, misi organisasi tersebut tetap berkelanjutan dari pemimpin satu ke
pemimpin yang lain, karena pada akhirnya dalam membangun suatu organisasi
perubahan sebagai hasil menjadi nilai ukur bukan proses yang menjadi indicator
keberhasilan kepemimpinan, dan perubahan yang terjadi justru dirasakan bukan
pada jangka waktu yang pendek, namun dengan jangka waktun yang panjang,
sehingga nantinya kita dapat melihat progress dari perubahan yang sudah dapat
dihasilkan dalam suatu organisasi, baik itu progress kemajuan maupun
kemunduran, yang nantinya apabila terjadi perubahan pemimpin dengan
kepemimpinan yang baru dapat meneruskan program melihat dari progress dari
program tersebut apakah harus ditingkatkan atau pun harus dibenahi agar
mencapai hasil yang lebih maksimal dari kepemimpinan yang lalu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar