Minggu, 17 Maret 2013

Kepemimpinan dalam perubahan (esai yang tercecer)


Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya perubahan. Setiap hari bahkan setiap detik, kehidupan seorang manusia dapat berubah, bisa menuju hal yang lebih baik maupun buruk. Dan perubahan ini tidak hany terjadi pada kehiddupan individual seorang manusia, juga terjadi pada kehidupan social manusia seperti dalam masyarakat maupun organisasi-organisasi. Seperti halnya perubahan, kepemimpinan pun tidak lepas dari kehidupan manusia, karena kita tidak dapat menolak sifat manusia sebagai makhluk social, yang membutuhkan satu sama lain dalam menjalankan kehidupannya.
Dua hal di atas yaitu kepemimpinan dan perubahan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, dimana di satu sisi perubahan merupakan suatu tolak ukur berjalannya suatu kepemimpinan. Sedangkan disisi lain kepemimpinan dibutuhkan dalam perubahan yang terjadi di era globalisasi sekarang, yang menuntut suatu kelompok atau bangsa untuk bersaing terhadap pengaruh luar agar tidak tergerus zaman. Banyak orang yang berpendapat bahwa “beda pemimpin beda perubahan”, karena tiap pemimpin pasti akan membawa gaya kepemimpinan. Lantas, apakah gaya kepemimpinan itu harus selalu sama dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain?
Menurut hasil pemikiran saya, kepemimpinan itu merupakan suatu seni dan ilmu dalam mempengaruhi atau mengajak orang lain untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi.  Dimana seni dan ilmu ini harus dimiliki seorang pemimpin dalam memimpin anggotanya untuk mencapai perubahan yang diimpikan. Seni dan ilmu ini justru didapatkan seorang dari pengalaman dan paparan social di sekitarnya yang dengan sendirinya akan membentuk karakter pemimpin tersebut. Ambilah contoh Mantan Presiden Megawati yang banyak belajar dari ayahnya dan lingkungan Istana Negara. Berkaca dari hal tersebut, pembentukan karakter menjadi hal penting untuk seorang pemimpin baik secara natural maupun terprogram dalam menghasilkan gaya kepemimpinannya.
Kepemimpinan tersebut nantinya secara sinergis akan menghasilkan suatu perubahan dalam komunitasnya sesuai dengan kualitas kepemimpinannya. Sepertinya kita tidak bisa memungkiri kualitas kepemimpinan mempengaruhi perubahan. Kualitas tersebut dapat kita lihat dari karakter dan kapasitas intelektual.  Orang yang sangat cerdas, yang karakternya baik belum tentu bisa memimpin. Oleh karena itu, harus belajar, dilatih, dididik, diberikan pengalaman agar juga bisa memimpin dengan baik. Dalam hal intelektual, pemimpin juga dituntut untuk memiliki intelek yang lumanyan empunya, seorang Jendral tentunya tidak akan mungkin dapat melumpuhkan pertahan musuh jika tidak memiliki strategi perang yang baik dan kemampuan memimpin anggotanya, begitu pula seorang pemimpin dalam keseharian, pemimpin yang cerdas pasti akan membawa perubahan yang jauh berbeda dengan pemimpin yang kurang cerdas dalam bidang yang ia pimpin.
Namun, dalam suatu kepemimpinan dibutuhkan pula suatu kemampuan mengola perubahan, karena suatu perubahan harus disesuaikan dengan tujuan utama dalam suuatu organisasi tersebut. Juga perubahan tersebut dapat diterima oleh anggota, karena tujuan awal dari kemimpinan tersebut adalah bagaimana mengajak anggota-anggota tersebut untuk bergerak bersama menuju Goals dari organisasi mereka, sehingga dapat dijalankan bersama oleh anggota dan pemimpinnya, karena sesungguhnya posisi pemimpin disini hanya sebagai pengerak dan manager dari anggota organisasi tersebut, sehingga organisasi tersebut bisa mencapai Goals mereka.
Dan yang terakhir, kembali lagi kepertanyaan di awal-awal pemaparanan saya bahwa apakah gaya kepemimpinan itu harus selalu sama dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain? Menjadi suatu kodrat bila setiap orang memiliki sifat yang berbeda, begitu juga pemimpin. Kita tidak dapat memaksakan seorang pemimpin harus memiliki gaya kepemimpinan yang sama senga pemimpin-pemimpin terdahulu, namun yang harus di perhatikan adalah bagaimana tujuan, visi, misi organisasi tersebut tetap berkelanjutan dari pemimpin satu ke pemimpin yang lain, karena pada akhirnya dalam membangun suatu organisasi perubahan sebagai hasil menjadi nilai ukur bukan proses yang menjadi indicator keberhasilan kepemimpinan, dan perubahan yang terjadi justru dirasakan bukan pada jangka waktu yang pendek, namun dengan jangka waktun yang panjang, sehingga nantinya kita dapat melihat progress dari perubahan yang sudah dapat dihasilkan dalam suatu organisasi, baik itu progress kemajuan maupun kemunduran, yang nantinya apabila terjadi perubahan pemimpin dengan kepemimpinan yang baru dapat meneruskan program melihat dari progress dari program tersebut apakah harus ditingkatkan atau pun harus dibenahi agar mencapai hasil yang lebih maksimal dari kepemimpinan yang lalu,

Tidak ada komentar: